Rakyat Sudah pada Ambang Batas Kesadaran, Presiden Ingin REVOLUSI Menemukan Jalannya Sendiri?

Artikel terkait : Rakyat Sudah pada Ambang Batas Kesadaran, Presiden Ingin REVOLUSI Menemukan Jalannya Sendiri?


Jokowi menjalankan pemerintahan tanpa tranparansi, karena sebagai presiden, sepertinya hanya menjalankan scenario yang telah dirancang para taipan, yang jadi sponsornya sendiri.

Apapun terpaksa ditempuh jokowi, kalau dia tak ingin mencelakakan diri akibat tekanan kuat para taipan, karena ulah janji-janjinya sendiri. Nelum lagi tekanan poolitik dari koalisi partai-partai pendukungnya yang semakin hari semakin menekannya untuk terus berbagi konsesi. Termasuk tekanan dari sang wakilnya yang juga sibuk bermanuver dan menyiapkan kekuatan, baik kekuatan dukungan politik maupun kekuatan memanfaatkan aneka konsesi untuk bisnisnya sendiri.

Semua itu pada akhirnya membuat jokowi pusing dan terkadang terkesan bagaikan hanya sekedar mengawasi monitor, setelah menekan tombol AUTO PILOT dalam menjalankan pemerintahan ini. Dia bagaikan dipaksa menerima nasib, akan apa adanya akhir dari perjalanan jabatannya, apakah ada diterpa badai, menghempaskannya jatuh atau selamat sampai tujuan di 2019 nanti.

Untuk ukuran perjalanan meretas nasib, adalah sangat berbahaya untuk bangsa ini. Kebijakan-kebijakan yang di buat semakin liar tak terkendali diluar logika. Banyak pendapat ahli ataupun segala teori dalam merumuskan kebijakan yang terbaik buatnya, seakan tiada arti. Pendapat rakyat banyak yang semakin menderitapun, seakan baginya tak perduli. Yang penting baginya para taipan dan koalisi partai pendukungnya terakomodasi untuk menyelamatkan kursi kepresidenannya sendiri.

Ada bebarapa kebijakan yang mbalelo, keluar dari kerasionalan cara berpikir ditinjau dari pendapat keahlian banyak pakar yang dilakukan jokowi :

1. Kebijakan kereta cepat yang ngotot tetap djalankan, dimana menhubnya sendiri terlihat selalu menentang dengan mengalasankan aturan yang harus ditaati, dan pendapat para ahli lingkungan serta ahli geologi yang menyatakan tak layak dari segi keselamatan, serta pendapat ahli ekonomi, yang menyimpulkan tak layak untuk pengembalian dan resiko investasi. Dilihat dari kegunaanpun, program ini bukanlah sesuatu yang bisa dinikmati rakyat banyak, dalam artian tak sesuai dan tak cocok, alias tak berkemanfaatan untuk kebutuhan sesungguhnya dari seluruh rakyat negeri ini yang jauh lebih besar. Sementara pembiayaannya mengancam keberlangsungan asset negeri ini karena tergadaikan.

2. Reklamasi Teluk Jakarta yang tetap ngotot ingin dilanjutkan dengan alasan pembenaran tentang perkiraan Jakarta akan tenggelam tahun 2030 depan, yang haus diantisipasi dengan Reklamasi teluk Jakarta. Padahal beberapa pakar ahli lingkungan sudah menyakatakn hal itu berbahaya dilakukan untuk keselamatan keseimbangan ekosistim di seputaran teluk jakarta dan pesisir jakarta itu sendiri. Belum lagi pakar sosio ekonomi yang mengemukakan, dampak psikososial pembangunan kawasan itu terhadap masyarakat jakarta.

3. TAX AMNESTI, yang disinyalir banyak ahli sebagai landasan Legalisasi negara untuk pencucian uang tetap akan dijalankannya, sekalipun DPR tak menyetujui RUUnya jadi UU, tapi Presiden tetap nekat dengan siapkan Perpres sebagai landasan hukumnya. Ini membuat pemerintahannya sendiri terjebak menabrak hukum money loundring yang justru sudah jadi kekuatan hukum tetap di negeri ini. Padahal kalau dinilai dr kemanfaatannya, jelas dana dr tax amnesti itu tetap dalam bentuk hutang yang tetap harus dibayar rakyat indonesia dalam bentuk pokok dan bunganya nanti. Artinya kebijakan ini hanya dibuat untuk menyelamatkan uang panas transaksi ilegal, korupsi yang menurut panama papers kebanyakan dari para sponsor, dan koleganya sendiri.

Rakyat semakin tahu itu, bahwa ternyata sang presiden ini lebih banyak berpihak pada kepentingan para investor dan kepentingan jaringan taipan sponsornya jokowi. Ditengah tekanan kehidupan yang semakin berat, rakyat kembali dipaksa jadi penenonton, bagaimana kekuatan para taipan seenak perutnya memainkan potensi kekayaan negeri ini. Akan Bisa jadi, bila semua itu tetap ngotot dijalankan, maka rakyat sudah pada titik ambang batas kesadaran, karena merasa cape ditipu terus menerus, dengan kosmetika kejujuran dan keberpihakan jokowi pada mereka. Ini akan membuat mereka turun ke jalan menuntut penanggalan Jabatan Presiden jokowi sendiri.

Kita tunggu saja, bagaimana nanti semua rakyat turun ke jalan. Apakah tepat kalo akhirnya terbukti, bahwa revolusi itu adalah keharusan dan telah menemukan jalannya sendir (elvi Maroza) [repelita]

Artikel muslimnetwork2u Lainnya :

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2015 muslimnetwork2u | Design by Bamz