Film Horror Indonesia Sudah Mulai Tak Di Minati

Artikel terkait : Film Horror Indonesia Sudah Mulai Tak Di Minati


POSMETRO - Semakin bertambah tahun, penonton film horor Indonesia menghilang. Kemanakah mereka?

Perfilman Indonesia tidak pernah luput dari hal-hal mistis. Sudah sekitar 120 lebih film horor yang menghantui bioskop-bioskop Tanah Air. Sayangnya, dalam 15 tahun terakhir ini penonton film horor Indonesia semakin 'menghilang'. Kemanakah mereka?

Menurut penelusuri Muvila di situs film Indonesia.or.id, penonton film horor terbanyak selama 15 tahun terakhir diduduki oleh Jelangkung yang dirilis pada tahun 2001. Film berbiaya produksi total 1 miliar rupiah ini tercatat telah ditonton 1,3 juta penonton di layar bioskop setelah dirilis, dengan total penonton sampai sekarang 5,7 juta penonton. Selain itu, Jelangkung meraup pendapatan sekitar lima miliar rupiah dan bahkan dibuat ulang oleh produser sutradara dan produser film Armegeddon dan Pearl Harbour, Michael Bay.


Tongkat kesuksesan itu diwariskan kepada Terowongan Casablanca yang sukses menarik 1,2 juta penonton pada tahun 2009. Selang tahun kemudian, Tali Pocong Perawan menduduki posisi ketiga film terbanyak ditonton pada tahun 2008. Meski begitu, perolehan penontonnya menurun dari tahun sebelumnya. Tercatat Tali Pocong Perawan memiliki 1,08 juta penonton. Beranjak ke tahun 2009 hingga 2013, perolehan jumlah penonton film horor mulai dari Suster Keramas, Pocong Rumah Angker, hingga Taman Lawang, semuanya di bawah 1 juta penonton.

Itu tidak ada apa-apanya dibanding jumlah penonton di tahun 2014. Tak ada satupun film horor yang masuk dalam jajaran box office Indonesia pada tahun tersebut. Padahal jumlah film horor di tahun tersebut cukup padat. Jebloknya prestasi film horor Indonesia ini pun semakin dipertanyakan penyebabnya.


Tak dipungkiri,  jika dilihat dari sisi penyajian konten cerita horor dari tahun ke tahun mengalami pergeseran. Mari kita menengok kembali kesuksesan Jaelangkung di 10 tahun yang lalu. Film yang disutradarai Rizal Mantovani dan Jose Poernomo itu mengusung tema ritual mistis kuno jailangkung dari Indonesia yang terkenal dengan tagline Datang tak dijemput, pulang tak diantar. Film inilah yang pertama kali menghadirkan hantu misterius "suster ngesot" yang mampu mengundang jerit ketakutan penonton muda, hingga dibuatkan film tersendiri khusus karakter tersebut.


Beralih ke tahun berikutnya, film horor semakin berani menghadirkan 'penampakan lain' selain hantu. Sebut saja Terowongan Casablanca, dibawah arahan Nanang Istiabudi menceritakan tentang kisah Astari (Asha Syara) dihamili pacarnya, Refa (Nino Fernandez) yang tak mau bertanggung jawab lalu dibunuh dan dikubur secara serampangan. Astari kemudian menjadi kuntilanak merah menuntut balas.

Untuk pengambilan adegan intim dalam film ini, Nanang Istiabudi mengemasnya dengan cukup vulgar. Namun film ini masih menyisakan sisi seramnya dengan penggambaran sosok kuntilanak dan kerumuman belatung. Tak ayal, film ini masih disukai di pasaran. Beda hal dengan generasi film horor selanjutnya. Semakin bertambah tahun, sisi keseraman hantu semakin mengabur tergantikan dengan adegan 'dewasa'. Alhasil kepercayaan peminat film horor akan film horor Indonesia mulai berkurang.

Hal tersebut juga yang diakui oleh bintang film horor Alona secara tak langsung. Sepanjang karirnya, Alona telah membintangi 8 judul film yang hampir semuanya bergenre horor esek-esek. Ia pun mengaku malu filmnya tersebut sepi di pasaran.


"Malu banget sih sebenernya memposting film-film yang aku bintangin tidak ada yang booming. Promise next I will do the best for my lovely n Indonesia #wonderwoman #hardworker #workholic #independentwomen #love #like #happy #flimindonesia #alona," demikian tulisnya di akun instagramnya.

Nah, Muvilaz ayo bangkitkan kembali perfilman Indonesia dengan karya yang berkualitas. Film berkualitas tak harus bergenre drama ataupun biopik, namun bisa juga bergenre Horor. Di Hollywood banyak film horor yang mendapatkan penghargaan Academy Awards, di antaranya Poltergeist, Rosemary Baby, dsb. So, tak masalah mengangkat film horor asal digarap dengan baik dan punya nilai estetika. Setuju?

Artikel muslimnetwork2u Lainnya :

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2015 muslimnetwork2u | Design by Bamz